Minggu, 08 Juni 2008

Kenosis Yesus : Yesus yang mengajarkan ucapan bahagia dan tidak mengalaminya

Kenosis Yesus : Yesus yang mengajarkan ucapan bahagia dan tidak mengalaminya
Jeffrey Lim

Mat 5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Mat 5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Mat 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Mat 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Mat 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Mat 5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Mat 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Mat 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Mat 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Mat 5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Delapan ucapan bahagia adalah bagian dari kotbah di bukit. Pengajaran Kotbah di bukit sendiri adalah salah satu kotbah intisari dari Yesus Kristus ketika Dia sedang berada di dalam dunia ini. Pengajaran di dalam Kotbah ini begitu agung dan begitu mulia sehingga orang dunia pun harus mengakui bahwa tidak ada pengajaran moral yang semulia ini. Hukum emas dan hukum Kasih dari Yesus pun adalah superior dibandingkan dengan hukum moral yang manusia dapat buat.

Yesus adalah lebih besar dari Musa. Kalau Musa mendapatkan 10 perintah Allah dan mengajarkannya kepada umat maka Yesus mengajarkan kotbah dibukit dan pengajarannya adalah otoritatif. Pengajaran Yesus adalah diinspirasikan Roh Kudus dan pengajaran Yesus adalah wahyu Allah. Yesus berfungsi sebagai Nabi dan menyampaikan isi hati Allah namun lebih dari itu yaitu Dialah penyataan Allah itu sendiri.
Delapan ucapan bahagia dimulai dengan kata berbahagia. Berbahagia itu sendiri artinya adalah hidup yang diberkati oleh Tuhan. Berbahagia adalah hidup yang diperkenan Tuhan dan dilimpahi berkat-berkat rohani. Spiritualitas ucapan bahagia ini berbeda dengan spiritualitas di dalam dunia yang menekankan self-righteousness. Di dalam spiritualitas ucapan bahagia ini maka manusia sudah bangkut secara rohani dan tidak memiliki apa-apa. Manusia membutuhkan belas kasihan dan anugerah Tuhan untuk diselamatkan. Orang yang menyadari bahwa dia miskin rohani dan membutuhkan anugerah maka akan datang kepada Allah meminta anugerah dan akan mendapatkan kerajaan surga. Tetapi orang yang merasa dirinya sudah kaya rohani dan bisa menyelamatkan dirinya sendiri maka dia akan mengandalkan moralnya untuk menyelamatkan dirinya. Sayang sekali bahwa kesalehan manusia itu seperti kain kotor dihadapan Allah. Orang yang mengandalkan diri sendiri dan manusia adalah orang yang terkutuk tetapi orang yang mengandalkan Allah adalah orang yang bahagia dan diberkati.
Pengajaran ucapan bahagia dari Yesus Kristus ini adalah pengajaran yang sungguh mengandung anugerah yang besar sekali. Yesus Kristus mengajarkan janji anugerah yang besar ini kepada orang yang dikasihiNya. Tetapi kalau kita melihat bahwa pengajaran Yesus yang indah, yang mendatangkan berkat ini tetapi tidak dialami oleh Yesus sendiri di dalam penderitaanNya selama di dalam dunia ini. Ini sungguh menyedihkan dan ironis. Yesus tidak diberkati tetapi mendapatkan kutuk karena dosa manusia. Yesus tidak berdosa tetapi dijadikan dosa karena pelanggaran manusia. Dia terkutuk mati di kayu salib karena dosa anda dan saya.
Mari kita renungkan pengosongan diri Yesus sehingga Dia tidak mendapatkan berkat dari ucapan bahagia karena dosa manusia.
Yesus adalah seorang yang miskin di hadapan Allah dan bergantung kepada Allah. Dia tidak membutuhkan anugerah untuk diselamatkan karena Dia adalah Allah dan sumber keselamatan. Tetapi maksud Yesus miskin di hadapan Allah adalah bahwa Yesus adalah seorang yang bergantung kepada Bapa di surga. Dia taat sepenuhnya kepada Allah. Tetapi yang Dia dapatkan dikayu salib adalah Dia harus mengalami siksa aniaya dera dan mengalami turun ke dalam kerajaan maut. Ini karena kasihNya bagi engkau dan saya.
Yesus mengajarkan bahwa seorang yang berdukacita kudus adalah seorang yang akan mendapatkan penghiburan. Orang yang menabur dengan tangisan akan menuai dengan sorak sorai. Yesus sendiri menangisi dunia yang berdosa. Tetapi Dia sendiri tidak mendapatkan penghiburan. Di kayu salib tidak ada yang menghibur Dia. Murid-muridNya meninggalkan Dia. Bahkan Allah Bapa pun meninggalkan Dia. Oh betapa mengenaskan kondisi Yesus di kayu salib. Dia mencari yang dapat menghiburNya tetapi tidak menemukannya. Ini karena dosa anda dan saya.
Yesus sendiri adalah seorang yang sangat lemah lembut. Dia seorang yang lemah lembut dan rendah hati. Dia tidak mematahkan buluh yang terlukai dan sumbu yang pudar nyalanya. Dia seorang kepala yang mengasihi jemaatNya. Bahkan menggembalakan mereka dengan kasih. Tetapi apa yang Yesus dapatkan ? Yesus tidak memiliki bumi. Dia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya. Dia sendiri digantung di kayu salib berarti ditolak Allah dan ditolak manusia. Dia terpisah dari negeri orang hidup dan berada di alam maut. Yesus yang lemah lembut tetapi harus mengalami kekerasan. Ini karena dosa anda dan saya.
Yesus adalah orang lapar dan haus akan kebenaran. Selama hidupNya hanya untuk kerajaan Allah. Makanannya adalah melakukan kehendak Bapa di surga. Dia seorang yang ingin memperkenankan Bapa. Yesus seorang yang melakukan kebenaran dan rindu akan kebenaran. Tetapi Dia tidak dipuaskan. Dia mengalami dahaga di kayu salib. Tetapi dahaga yang Yesus alami terutama adalah Dia dipisahkan dari Allah. Dia tidak dipuaskan melainkan dikutuk. Ini karena dosa engkau dan saya.
Yesus seorang yang penuh dengan kemurahan. Dia seorang yang penuh dengan belas kasihan. Dia seorang yang mudah tergerak melihat pergumulan jiwa-jiwa. Dia menolong mereka dan memberikan pekerjaan belas kasihan. Dia menyembuhkan orang sakit. Dia mengusir setan. Dia melenyapkan kelemahan-kelemahan umatNy. Tetapi Yesus sendiri tidak memperoleh kemurahan. Dia yang baik mendapatkan kejahatan. Dia yang membalas kejahatan dengan kebaikan tetapi kebaikanNya dibalas oleh kejahatan. Dia yang penuh dengan iba tetapi disiksa habis tanpa diberi belas kasihan. Dia diremukkan. Dia didera. Dia disiksa. Dia bahkan sampai tidak memperoleh kemurahan dari Bapa. Dia dimurkai oleh manusia dan oleh Allah. Dia seorang yang menanggung sengsara umatNya. Oleh pelanggaran umatNya Dia kena tulah dan kutuk. Semua ini karena dosa engkau dan saya.
Yesus adalah seorang manusia yang suci sempurna. Dia tidak pernah berbuat dosa. Dia bersih secara moral. Hati pikirannya tidak ada kenajisan. Dia sempurna secara moral. Dan Dia mengajarkan supaya kita suci dan meneladaniNya. Dia mengajarkan kita supaya sempurna seperti Bapa disurga sempurna. Dia sendiri sudah sempurna dan Dia sendiri ingin membawa kita diperbaharui di dalam gambar dan rupaNya. Tetapi di kayu salib Dia tidak melihat Allah. Yesus tidak mendapatkan perkenan Allah di kayu salib. Di kayu salib, Yesus mengalami ditinggalkan Allah. Di kayu salib Yesus berteriak Allahku Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku ?. Yang paling dekat dengan Dia meninggalkan Dia. Dan apa yang Dia lihat adalah maut. Semua ini karena dosa kau dan saya.
Yesus membawa damai di dalam dunia ini. Dia mendamaikan Allah dengan manusia. Yesus juga mengajarkan supaya orang mengasihi sesama bahkan mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka. Yesus sungguh baik hati. Dia mengajarkan jalan damai bagi umatNya. Tetapi Dia dianggap orang gila oleh keluargaNya. Dia dianggap kerasukan setan oleh orang beragama. Dia dianggap pemberontak. Dia dianggap pengacau. Dia tidak mengalami damai. Semua ini karena dosa engkau dan saya.
Yesus juga dianiaya karena kebenaran. Namun Yesus turun ke dalam kerajaan maut ketika di salib. Semua ini karena dosa engkau dan saya.
Marilah kita merenungkan satu hal. Bahwa Yesus begitu baik kepada kita. Yesus mati bagi kita. Yesus memberkati kita. Tetapi Yesus sendiri dikutuk karena kita. Kita hidup karena kematian Yesus. Yesus begitu mengasihi kita. Maukah kita mengasihi Dia ?

Jeffrey Lim
Institut Reformed
Jakarta, 9 Juni 2008
Refleksi kasih Yesus

Tidak ada komentar: