Jumat, 27 Juli 2012

A Tale of Two Cities
Tahun ini dunia literatur merayakan 200 tahun kelahiran pengarang terbesar Inggris di era Ratu Victoria, Charles Dickens (7 Februari 1812 – 9 Juni 1870). Jadi judul di atas memang adalah salah satu karya terbaik sastrawan besar tersebut. Ulasan majalah Tempo 25 Maret 2012 tentang Dickens dan karya-karyanya, membuat ketertarikan saya akan novel A Tale of Two Cities muncul kembali.
It was the best of times, it was the worst of times, it was the age of wisdom, it was the age of foolishness, it was the epoch of belief, it was the epoch of incredulity, it was the season of Light, it was the season of Darkness …
Demikian pembukaan novel tersebut, penuh dengan paradoks kehidupan. Kisah novel ini pun sangat menggugah jiwa. Ini adalah salah satu novel Dickens yang paling tragis dan mengandung banyak simbol. Mengambil latar belakang Revolusi Perancis dengan setting dua kota dunia yang sedang bergolak saat itu, Paris dan London, Dickens mengetengahkan dua tokoh utamanya yaitu Charles Darnay dan Sydney Carton.
Charles Darnay, adalah seorang keturunan bangsawan Perancis yang menolak nama keluarganya berikut warisannya lalu melarikan diri ke Inggris. Darnay malu dan benci pada nama keluarganya yang dihujat seluruh Perancis. Sedangkan Sydney Carton adalah pria Inggris yang cerdas tetapi apatis yang menyia-nyiakan hidupnya dengan alkohol. Carton mencintai Lucie Manette dengan seluruh jiwa raganya, namun Lucie lebih memilih cinta Darnay. Akan tetapi karena cintanya yang kelewat besar, Carton berjanji pada Lucie akan melakukan apa saja untuknya, termasuk memberikan nyawanya. Singkat cerita, hal itulah yang kemudian dilakukan Carton untuk Lucie. Saat Darnay akan dihukum guillotine, Carton menggantikannya, karena mereka berdua memang mirip.
Lewat kematiannya, Carton menebus kesalahan-kesalahan dan kesia-siaan hidupnya dengan  bangkit kembali lewat namanya yang digunakan oleh Darnay. Carton mewakili sikap mulia seseorang yang rela mati bagi sahabatnya. Sedangkan Darnay menampakkan sikap yang seharusnya dipunyai kaum aristokrat yaitu menyatakan keadilan dan melindungi yang lemah. Dengan kata lain, Carton dan Darnay ingin melakukan penebusan atas masa lalu ataupun latar belakang mereka yang kelam.
Kisah novel ini mengingatkan pada Paskah yang baru dirayakan bulan lalu. Melalui Paskah kita mengenang satu Pribadi yang benar dan suci yang mengorbankan diriNya untuk kehidupan orang berdosa. Paskah menyatakan keadilan Tuhan yang harus ditegakkan sekaligus ungkapan cinta kasih yang tak berkesudahan. Lewat Paskah, kehidupan kelam kita sungguh ditebusNya. Lewat Paskah, kita dipersatukan dengan Pribadi yang teramat mencintai kita. Lewat Paskah, ada kebangkitan dan kehidupan baru. Tetapi sungguhkah hal itu terjadi dalam kehidupan anda? Jika ya, apakah hal itu makin terpancar melalui kehidupan anda?

Dimuat di Buletin Pillar edisi Mei 2012
 

Read More......

Minggu, 23 November 2008

Komunitas maya adalah komunitas nyata











Komunitas maya adalah komunitas nyata
Perenungan terhadap dunia maya dan Internet
Jeffrey Lim
Setelah diskusi dengan Daniel di Reformed Institute

Di dunia jaman informasi ini berkembang satu hal yang dinamakan komunitas maya atau disebut Virtual Communities. Kita dapat melihat hal ini di dalam blog dan juga website atau chatting ataupun juga forum diskusi dan juga sharing files. Contoh-contohnya banyak yaitu Facebook, Friendster, Yahoo Messanger, MSN Messanger, Forum-forum, Blogger dan Blogspot, Joomla, dll. Tetapi saya ingin membawa kita pada satu perenungan. Apakah komunitas ini komunitas maya ?
Ketika saya berpikir dan berdiskusi maka saya mendapatkan satu pengertian bahwa sebetulnya komunitas maya itu bukan komunitas maya tetapi komunitas nyata. Atau lebih tepatnya yaitu komunitas maya membawa kita kepada komunitas nyata dan komunitas nyata juga dapat berinteraksi di dalam komunitas maya. Saya tidak mau terlalu abstrak tetapi saya ambil satu contoh yang pasti terjadi di dalam dunia nyata ini.
Seorang laki-laki bernama X melihat situs pornografi dan akhirnya dia masuk ke dalam diskusi chat dengan seorang wanita yang tidak benar dan mereka ngobrol. Kemudian diberikan no telpon dan berakhir bertemu di dalam satu hotel dan mereka melakukan kejahatan disana. Bukankah ini yang terjadi di dalam dunia sekarang ?
Contoh lain. Ibu-ibu yang hobby masak mereka semua bikin blog-blog dan mereka semua sharing resep masakan. Kemudian tinggalkan pesan offline dan juga di shout box. Dan akhirnya bertemulah mereka di dalam sebuah kelompok dan masak bersama. Kemudian pulang ke rumah dan menulis resep lagi dib log.
Masih banyak contoh lain.
Jadi kita harus waspada betul-betul dengan dunia maya. Karena dunia maya itu dunia nyata ! Karena itu anak-anak remaja dan anak-anak jangan ada Internet di dalam kamarnya. Anda pikir anak-anak dan remaja begitu baik. Tidak keluyuran dan pulang malam. Mereka tidak minum-minum dan makan obat. Tetapi mereka hanya pulang masuk kamar dan kunci kamar. Dan anda tidak tahu apa yang mereka lakukan di kamar itu.
Perempuan jalang di dalam Amsal yang merayu itu bukan lagi di pinggir jalan. Tetapi di depan komputer anda dan keluarga anda.


Jeffrey Lim
http://limpingen.blogspot.com
Senin, November 2008
Jakarta, Institut Reformed
Perenungan terhadap dunia maya dan Internet setelah diskusi dengan Daniel


Read More......

Jumat, 31 Oktober 2008

Seminar Behind the Imagination


Read More......

Jumat, 24 Oktober 2008

Pelajaran dari Kitab Rut : Rut, Naomi, dan BOAS

Pelajaran dari Kitab Rut
RUT, NAOMI dan BOAS
Jeffrey Lim

Kitab Rut adalah kisah singkat yang hanya terdiri dari 4 pasal di dalam Alkitab. Tetapi cerita yang berisi narasi yang pendek ini mempunyai pelajaran berharga. Kisah manusia sederhana Rut dan Boas ini ada kaitan dengan kerangka besar rencana Allah di dalam keselamatan.
Kisah ini terjadi ketika jaman hakim-hakim dimana bangsa Israel berbuat sesuka mereka. Periode hakim-hakim adalah salah satu periode yang kacau di dalam sejarah bangsa Israel semua itu karena satu hal yaitu mereka tidak ada pemimpin yang rohani. Pada saat yang kacau ini ada kelaparan di tanah Israel. Ketika ada kelaparan ini maka Elimelekh dan isterinya Naomi pergi ke Moab. Mereka pergi ke Moab adalah satu keputusan yang salah karena di dalam kitab Taurat dikatakan bahwa jangan bergaul dengan orang Moab. Moab adalah musuh orang Israel dan mereka banyak menyembah berhala.

Pelajaran : Jangan bergaul dengan orang fasik
Mereka akhirnya pergi ke Moab. Dan Kitab dari rut menceritakan bahwa cerita ini adalah cerita pergi dan pulang kembali. Di dalam Alkitab banyak cerita seperti ini yaitu Abraham pergi ke Mesir karena kelaparan dan kembali kemudian. Seluruh keluarga Israel kembali ke Mesir karena kelaparan dan kembali ke tanah mereka di dalam keluaran. Kemudiasn di dalam sejarah Israel pergi ke pembuangan dan kemudian kembali ke tanah perjanjian. Yesus menceritakan mengenai anak yang hilang yang pergi dan kemudian kembali. Cerita Alkitab adalah cerita manusia yang pergi dan kembali.
Di Moab, kemudian ternyata Elimelekh dan kedua orang anaknya mati meninggalkan Naomi dan 2 janda yaitu Rut dan Orpa. Di dalam hal ini Naomi menjadi sedih sekali sampai dia menamakan dirinya “pahit”. Naomi begitu sedih dan merasa kosong. Kadang peristiwa di dalam hidup diijinkan Tuhan kita mengalami kepahitan. Tetapi Puji Tuhan ketika Tuhan memberikan berkat dan memulihkannya.
Kemudian di dalam Rut 1:6, Tuhan menolong umatNya dan memberikan mereka makanan. Tuhan adalah Tuhan yang beranugerah, baik dan penuh rahmat kepada umatNya di dalam periode hakim-hakim yang penuh kekacauan. Kita melihat bahwa Allah bertindak bagi umatNya dan Naomi kembali ke tanah perjanjian karena apa yang Allah lakukan.
Pelajaran : Anugerah Allah ada pada umatNya. Tuhan tidak membiarkan umatNya.
Ketika hendak pulang ke rumah, Orpa akhirnya tidak pergi. Mencari suami di Moab lebih mudah tetapi di Israel akan sangat sulit. Naomi juga tidak dapat menyediakan mereka suami lagi di dalam usia tuanya. Tetapi Rut berjanji untuk diam bersama dengan Naomi dan memegang Allahnya Naomi. Rut datang dan menerima berkat Allah.
Di dalam hal ini ada pelajaran bahwa Naomi yang adalah umat Israel tetapi gagal mengerti kebaikan Allah dan juga anugerah Allah dimana dia menamakan dirinya mara. Tetapi Rut menyadari kebaikan dan anugerah Allah lebih daripada Naomi.
Sejenak kita melihat di dalam Rut pasal 1, Allah mengontrol segala sesuatu. Rut melihat hal ini dan Naomi juga melihat hal ini. Rut berkata dan berkomitmen bahwa Allah akan menghukum Rut jika dia meninggalkan Naomi. Naomi tahu bahwa Allah juga mengontrol segala sesuatu. Dia mengatakan bahwa Tuhan yang maha kuasa terlah melakukan banyak yang pahit. Tuhan memulangkan Naomi dengan tangan kosong.
Namun antara Rut dan Naomi ada perbedaan sikap. Rut bersikap positif dan aktif terhadap masa depan. Naomi bersikap negatif dan pasif terhadap masa depan.
Pelajaran : Sikap hidup terhadap penderitaan
Di dalam perkataan Naomi, dia percaya bahwa dia sudah mengalami disiplin yang berat dari Tuhan Allah. Dia dan keluarganya sudah pergi ke Moab yaitu tanah musuh untuk mencari makan. Mereka meninggalkan berkat Allah dan mereka sekarang kembali tanpa suami dan anak-anak – kosong dan miskin
Pelajaran : Tidak mengikuti Firman Tuhan merugikan diri sendiri.
Tetapi Rut disisi yang lain hendak datang kepada Allah yang mengambil suaminya. Dia hendak datang kepada sumber berkat dan bukan melihat berkat yang hilang. Dia setia kepada Naomi dan hendak mengabdi kepada Allahnya Naomi. Ini dikontraskan dengan kepahitan Naomi. Naomi pahit dan sulit menerima realitas ketika datang penderitaan. Rut dengan besar hati menerima realitas dan punya pengharapan. Bahkan Rut bekerja dan produktif. Dia optimis akan masa depan karena dia melihat Tuhan.
Pelajaran : Sikap hidup terhadap penderitaan dan Allah.
Kemudian muncul satu tokoh yaitu Boas. Boas adalah famili dari Elimelekh yang kaya dan juga baik dan ramah. Ketika Boas datang kepada pegawainya dia menyebut nama Allah Yahweh di dalam bibirnya dan dia memberkati pekerja dengan nama Yahweh dan mereka berespon dengan ramah. Ini berarti Boas bukan saja seorang yang kaya tetapi seorang yang saleh dan orang Israel yang menghargai Yahweh di dalam percakapannya dan juga di dalam menjalankan bisnisnya.
Pelajaran : Kita harus membawa Tuhan bahkan di dalam hidup pekerjaan kita. Kita adalah bekerja untuk Tuhan.
Boas adalah seorang yang saleh karena melakukan Firman Tuhan. Alkitab di dalam kitab Taurat memerintahkan orang Israel untuk berlaku baik kepada orang asing. Dalam hal ini Boas juga melakukan hal itu. Alasannya adalah karena Allah sendiri menyediakan dan mempunyai belas kasihan kepada orang asing dan memerintahkan umatNya untuk melakukan hal itu. Alasan Boas menolong Rut juga karena apa yang Rut lakukan kepada Naomi. Boas seorang yang saleh juga ditunjukkan dengan sikapnya yang memerintahkan para pegawainya untuk tidak menggangu Rut.
Bila kita membandingkan antara Boas dan Rut maka Boas adalah model orang yang saleh dan Rut adlaah model dari tanggung jawab dan pekerja keras. Rut miskin tetapi dia tidak mengemis atau mencuri. Dia meminta permisi untuk memungut dan mengumpulkan jelai dan ketika diperbolehkan maka dia bekerja setiap hari. Dia melakukan ini bukan saja untuk dirinya tetapi untuk Naomi. Dia merawat Naomi. Ketika melakukan pekerjaannuya maka Rut membawa hasilnya kepada Naomi.
Pelajaran : Tanggung jawab kepada keluarga
Pelajaran : Kerajinan ketika miskin
Kemudian cerita terus berlanjut dimana Naomi mengenal Boas sebagai penebusnya ( goel ) yaitu kerabat dekat.
Dibalik kebaikan dari Boas adalah kebaikan Yahweh. Naomi yang berpikir dirinya dibawah kutuk ilahi sekarang melihat dirinya sebagai objek dari berkat ilahi. Yahweh sudah mendisiplinkan dia tetapi tidak meninggalkannya. Kalau kita mempelajari karakter Allah. Dia adalah Allah yang kasih dan setia. Karakter Tuhan terhadap orang asing adalah belas kasihan. Melalui Boas yang saleh dan kaya maka Tuhan memelihara Rut dan Naomi dengan menyediakan makanan bagi mereka.
Pelajaran : Tuhan memakai orang lain untuk memberkati kita.
Karena merasakan berkat Tuhan, Naomi kembali disegarkan. Pandangan dia yang pesimis menjadi hilang. Naomi sekarang yang menjadi aktif dan inisiatif. Kali ini Rut diutus Naomi. Misinya adalah untuk mendapatkan Boas sebagai suami Rut dan Naomi memberikan perintah bagaimana melakukan hal itu. Sebagai orang asing, Rut bergantung sepenuhnya kepada Naomi untuk melakukan sesuai dengan etiket yang benar. Rut tidak mengerti kenapa Boas adalah prospek menikah yang baik tetapi dia melakukan apa yang Naomi katakan. Menyingkapkan kaki adalah sebuah undangan halus untuk hubungan intim atau pernikahan.
Kita tidak mengerti konteks budaya waktu itu dan bisa menganggap bahwa Rut perempuan yang tidak benar. Tetapi Alkitab tidak menyatakan demikian. Ini adalah paradigma budaya.
Ketika Boas bangun maka Rut mengatakan apa yang dikatakan Naomi dan perkataannya sudah dipilih. Disini Rut mengatakan bahwa dia adalah hambanya Boas bukan lagi orang asing. Dari perkataan Rut ingin menyatakan kepada Boas sebagai penebusnya untuk menebus dia. Permintaan Rut “Spread the corner of your garment over me” adalah permintaan untuk pernikahan. Atau lebih literal adalah “Kiranya sayapmu melindungi aku”.
Di dalam pasal 2:12, Boas memberkati Rut dengan nama Yahweh dimana Rut berlindung di sayapNya. Sekarang Rut meminta Boas untuk menterjemahkan perkataan salehnya kepada tindakan. Rut meminta Boas untuk menjadi pelindungnya dengan mengambil dia menjadi isterinya.
Kita harus mengerti konteks budaya waktu itu bahwa Taurat memerintahkan bahwa ada hukum untuk pemeliharaan keluarga. Jika seorang saudara meninggal maka isterinya harus diteruskan oleh saudara kandungnya supaya namanya tidak hilang dari Israel. Jika tidak ada saudara kandung maka kerabat lelaki terdekat yang meneruskannya.
Kemudian kita belajar lagi kesalehan dari Boas dari Rut 3:6-14
Boas adalah seorang yang menjaga nama baik dari Rut dan dia tidak berharap Rut sudah mengunjunginya.
Kemudian Boas menyatakan keinginannya untuk menikahi Rut. Namun tidak langsung happy ending. Ternyata ada halangan yaitu ada kerabat yang lebih dekat daripada dirinya yang bisa menebus Rut. Dan Boas juga sadar bahwa orang itu juga bisa melihat kebaikan Rut juga dan bisa menikahinya. Kalau begitu Boas harus menyerah.
Tetapi Boas seorang yang agung tidak melakukan praktik yang salah untuk mendapatkan Rut. Hukum dan ada harus berjalan. Masalah ini diluar orang yang saling mencintai. Tetapi Boas percaya kepada providensi Tuhan yang akan menjadi penentu keputusan.
Pikirkan bagaimana karakter Boas. Dia adalah seorang kaya dan berkuasa dimana Rut yang adalah seornag miskin dan janda dan orang asing yang hendak menawarkan dirinya untuk pernikahan. Boas dapat dengan mudah mengambil keuntungan dari Rut tetapi dia tetap menjaga Hukum Taurat. Dia bahkan meletakkan kegembiraannya dengan resiko dan mengatakan kepada Rut bahwa ada penebus lain yang lebih berhak.
Namun Puji Tuhan ternyata orang itu takut membahayakan hartanya maka akhirnya Boas yang mengambil Rut sebagai isterinya.
Pelajaran : Memilih pasangan hidup di dalam kehendak Tuhan dan waktu Tuhan.

Pelajaran lain dari kitab Rut.
Buku Rut adalah adalah panggilan kembali kepada Yahweh yang kesetiaannya dikontraskan dengan ketidak setiaan Israel. Naomi dan keluarganya pergi meinggalkan Tuhan dan tanah perjanjian tetapi ketika dia kembali kepada Yahweh dengan kepahitan dan kosong, Yahweh memberkatinya.
Rut adalah seorang asing tetapi dia memperoleh keselamatan di dalam bangsa Israel karena anugerah Allah. Bahkan melalui seorang janda orang asing dapat melahirkan nenek moyang Daud dan Kristus. Ini adalah rencana Allah yang berhikmat dan luar biasa.
Rut adalah seorang wanita yang rajin, produktif dan setia.
Di dalam literatur Ibrani, kitab Rut adalah setelah Amsal 31.





Read More......

Hari demi hari di dalam Tuhan

Renungan dari Matius 6:25-34

Hari demi hari di dalam Tuhan
- By Jeffrey Lim -

“Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kamu kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” ( Matius 6:25 )
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” ( Matiur 6:34 )

Kita semua hidup di dalam dunia yang Tuhan ciptakan ini. Alkitab menceritakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Allah menciptakan isi bumi ini dan manusia ditempatkan di dalam bumi ini. Semua bumi ini ada dalam keadaan harmonis dan Allah mengatakan semua itu baik adanya. Teratur, Harmonis, Sesuai dengan+ rencanaNya. Namun ketika manusia jatuh ke dalam dosa maka terjadi ketidak harmonisan di dalam alam semesta ini. Manusia menjadi dosa dan bermusuhan dengan Allah, dengan sesama dan dengan alam semesta. Akibat dari dosa manusia, Allah mengutuk manusia, ular ( iblis ), dan alam semesta. Alam semesta yang seharusnya harmonis hubungannya dengan manusia menjadi tidak harmonis. Akibatnya manusia harus hidup susah di dalam alam semesta ini. Manusia harus kerja susah payah untuk mencukupi hidupnya. Bahkan manusia saling bersaing dengan manusia lainnya untuk
mencukupi hidupnya.

Karena pergumulan mencari kebutuhan hidup di dalam alam semesta ini manusia terus berpikir untuk kerja, kerja dan kerja. Manusia berpikir bila kerja maka dia akan menjadi cukup. Maka kerja itu untuk hidup dan hidup itu untuk kerja. Manusia di dalam mencari nafkahnya seringkali kuatir hidupnya tidak cukup. Di dalam manusia yang jatuh ke dalam dosa dan bermusuhan dengan Allah terdapat ketidakpercayaan kepada Allah. Manusia tidak percaya bahwa Allah sanggup mencukupi semua kebutuhan hidupnya. Maka manusia berpikir bahwa mereka harus mencukupi kebutuhannya sendiri. Maka mereka menjadi kuatir. Kuatir akan makan, kuatir akan pakaian, kuatir akan hidup.
Namun Firman Tuhan mengajarkan supaya umatNya tidak kuatir. Sebab Tuhan Allah mencukupi semua kebutuhan umatNya sesuai dengan kekayaan dan kemuliaanNya di dalam Kristus Yesus. Jadi buat apa kita sebagai umat Tuhan kuatir ? Apakah kuatir kita akan memperpanjang sehasta dari umur kita ? Apakah kuatir kita menyelesaikan masalah kita ? Ataukah membuat kita menjadi cemas, gelisah, dan tidak beriman ?
Firman Tuhan mengajarkan bahwa “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kehendakNya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Inilah janji Firman Tuhan. Janji Firman Tuhan adalah murni seperti perak yang dimurnikan tujuh kali. Taurat Tuhan adalah sempurna, menyegarkan jiwa. JanjiNya adalah benar. Dan kita sebagai anakNya mengalami janji ini. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk mencari kerajaan Tuhan dan kehendakNya. Mencari kerajaan Allah berarti menjadikan Tuhan bertahta dalam seluruh hidup kita. Mencari kehendakNya berarti mencari apa yang Tuhan inginkan di dalam dunia ini dan juga di dalam diri kita. Untuk mencari kehendak Tuhan kita harus terus merenungkan Firman Tuhan dan melakukannya dalam hidup kita. Firman Tuhan menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.
Sesuai dengan janjiNya bila kita mencari Tuhan dan kerajaanNya maka kita akan dicukupi kebutuhanNya. Firman Tuhan mengajarkan bahwa burung diudara yang tidak menanam diberi makan oleh Bapa di surga. Firman Tuhan mengajarkan bahwa bunga di ladang dihiasi oleh Bapa di surga. Maka demikian juga dengan kita. Kita lebih daripada burung di udara dan bunga di padang. Kita akan dicukupi kebutuhanNya. Firman Tuhan mengajarkan bahwa orang benar tidak akan kekurangan sesuatu yang baik. Firman Tuhan mengajarkan bahwa orang benar akan makan sekenyang-kenyangnya.
Karena pemeliharaan Bapa di Surga maka Firman Tuhan mengajarkan kita semua supaya tidak kuatir. Lebih dari Firman Tuhan mengajarkan supaya kita beriman kepada Tuhan; beriman kepada janjiNya yang murni dan benar. Hari esok tidak perlu dikuatirkan karena semuanya ada di tangan Tuhan. Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidup berkenan kepadaNya ( Mazmur 37 ). Hari esok ada di tangan Tuhan.
Apakah dengan begitu masalah hidup sehari-hari kita hilang ? Apakah dengan kita mencari kerajaan Allah dan kehendakNya maka masalah kita hilang ? Tidak ! Kita masih menghadapi kesulitan dan pergumulan-pergumulan hidup. Namun setiap hari ada anugerah baru. Ada kasih setia Tuhan. Firman Tuhan mengajarkan bahwa Besar kasih setia Tuhan, hari demi hari selalu baru setiap hari. Di dalam setiap hari ada anugerah baru, ada kekuatan baru, ada pertolongan baru. Sehari-hari dijalani dalam pemeliharaan Tuhan. Maka setiap hari kita melakukan perbuatan baik dengan anugerah dan kekuatan yang diberikan pada hari ini. Hari demi hari di dalam tangan pemeliharaan Tuhan. Dan sehari-hari hidup oleh iman kepada Tuhan. Sebab orang benar hidup oleh iman. Marilah mata kita tertuju kepada Tuhan yang memberikan iman kepada kita dan memimpin iman kita kepada kesempurnaan.






Read More......

Iman Yusuf

Iman Yusuf
Jeffrey Lim

“Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja” ( Kej 37:36 )

Seringkali di dalam hidup ini ada peristiwa hebat yang melanda kehidupan kita. Mungkin itu kematian seorang yang kita kasihi, ditinggalkan orang yang kita bergantung, berpindah ke lingkungan baru, jatuh miskin, dsb. Tetapi ada hal berat yang dialami oleh Yusuf. Dia dijual oleh saudara-saudaranya dan sampai ke Mesir. Pertama dia masih kecil dan lemah. Kedua dia masih bergantung kepada orang tuanya. Ketiga dia masih tidak berpengalaman. Keempat dia harus menghadapi lingkungan yang baru. Kelima dia tidak mengerti bahasa Mesir. Keenam dia harus menghadapi masyarakat baru. Beban ini sungguh tidak mudah. Pasti dia bergumul berat dan banyak susah.

Bagaimana saudara bila menjadi seperti Yusuf ? Akan putus asakah ? Bisa-bisa bunuh diri kah sampai paling parahnya ? Tetapi kita melihat dari teladan Yusuf. Dia boleh susah. Dia boleh bergumul berat tetapi dia tabah. Dan dikatakan TUHAN menyertai Yusuf sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil di dalam pekerjaannya. Ini luar biasa. Yusuf mempunyai iman dan bersandar pada TUHAN di dalam situasi yang sulit dan mengembara ini. Tetapi yang lebih sulit yaitu ketika peristiwa istri potifar, dia dituduh jahat dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.
Saudara bila pernah susah kemudian naik di atas. Hati-hati. Bila sudah berada di atas dan jatuh akan sakit sekali. Bila sudah sukses kemudian gagal besar, ini berbahaya. Yusuf mengalami hal yang demikian. Dia sudah bisa menjadi seseorang yang berkuasa tetapi akhirnya dipenjarakan. Ini tidak mudah. Ini sulit. Tetapi Alkitab mencatat bahwa TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setiaNya kepadanya dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
Ada pelajaran dari kisah ini yaitu : Sebagaimana sulitnya hidup kita, ada Tuhan yang menyertai kita. Dan kita harus tabah dan beriman. Sebab kita hanya melihat sesuatu yang buruk dan sulit melihat masa depan yang Tuhan rencanakan. Penglihatan kita terhadap masa depan sangat terbatas sehingga kita bisa kuatir akan masa depan. Tetapi puji Tuhan bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Saudara-saudara Yusuf mereka-rekakan kejahatan tetapi Tuhan memakainya untuk kebaikan. Pada akhirnya karena pemeliharaan Tuhan maka Yusuf dipakai Tuhan untuk memelihara bangsa Israel di Mesir.
Kelihatannya Yusuf sukses dan jadi orang besar. Tetapi selalu ketika seseorang menjadi besar ada proses dan tangisan yang orang lain tidak lihat.
Maukah saudara menjadi orang yang dipakai Tuhan dan melewati proses ? Maukah saudara tabah di dalam menghadapi kesulitan hidup ini ? Maukah saudara percaya kepada Tuhan yang menyertai saudara ?




Read More......

Rabu, 22 Oktober 2008

Ucapan Bahagia

UCAPAN BAHAGIA
Ko Ivan

Semua orang mencari damai di dalam hidupnya. Namun definisi damai setiap orang bisa berbeda, dan maka cara mencari damai itu juga berbeda, karena tujuan mempengaruhi cara. Kalau definisi seseorang tentang damai itu salah, apa yang ia dapatkan juga akan menjadi hampa dan tidak berguna.

Menurut dunia, ada beberapa definisi damai, yaitu: 1) Tidak ada konflik, 2) Ketenangan suasana hati. Dari kedua definisi damai ini, banyak orang ingin pergi ke gereja, merasa bahwa gereja sepatutnya menyediakan damai karena suasananya sesuai. Kalau memang damai sesuai dengan suasana hati, bagaimana dengan Yesus? Saat di Getsemani, Yesus takut, gentar dan sedih. Namun, bahkan di saat-saat seperti itu, Ia tidak pernah kehilangan damai sedetikpun.

Jadi apa itu damai? Saat orang kehilangan relasi dan tempat, ia akan kehilangan damai. Maka damai sesuai dengan tempat dan relasi. Jika kita menantang Tuhan dan bergeser dari tempat dan relasi yang seharusnya, maka kita tidak bisa berdamai dengan Tuhan¾menyebabkan kita untuk tidak bisa berdamai dengan orang lain dan diri sendiri. Saat kita belum menerima Tuhan, kita tidak akan bisa menemukan damai yang sejati.

Kita, sebagai orang Kristen yang sudah mendapatkan damai yang sejati, harus mau membagikannya, walaupun kita tahu bahwa respon dunia terhadap sikap kita itu akan negatif. Namun sikap dunia yang menolak dan justru menganiaya kita, pembawa damai, memberi indikasi bahwa dunia sangat membutuhkan dunia. Maka itu kita harus terus membagikan damai kepada dunia, yang akan menjadi sangat sulit. Namun kesulitan pada saat dialami tidak enak, namun ketika waktu telah lewat akan menjadi harta yang berharga bagi kita.

Read More......

Our Sufficiency in Christ

Our sufficiency in Christ
Jeffrey Lim

II petrus 1: 3

Dalam ayat ini dikatakan bahwa Kristus telah menganugrahkan kepada kita, setiap orang percaya segala sesuatu yang berguna untuk hidup dan kesalehan. Kristus datang sehingga kita yang berada dalam Dia memiliki hidup yang berkelimpahan. Kita orang percaya diberi janji untuk hidup yang bukan sekedar hidup melainkan hidup yang berkelimpahan.
Kristus itu cukup untuk memenuhi kebutuhan rohani kita. Kita yang percaya pada-Nya diberi segala kekayaan berkat rohani, hak untuk menjadi anak – anak Allah, lebih dari itu, seluruh perjanjian dalam Firman Tuhan berlaku bagi kita di dalam Kristus Yesus. Namun begitu banyak orang yang tidak sadar akan hal ini dan bahwa ia orang yang seharusnya berbahagia karena semua hal ini. Mata rohani kita seringkali dibutakan oleh dosa , filsafat dunia sehingga tidak bisa melihat kekayaan pengharapan ini. Hanya Kristus yang bisa memberi kita terang, mencelikkan mata rohani kita yang buta sehingga bisa melihat terang Tuhan, membukakan telinga kita untuk bisa mendengar Firman Tuhan, membangkitkan jiwa kita yang sudah mati, mentahirkan hati kita yang najis. Untuk semua inilah Mesias datang ke dalam dunia.
Kita bukan produk dari masa lalu kita, bukan produk dari kegagalan kita, melainkan karya Kristus yang sempurna di atas kayu salib. Dalam ef 2 : 9, Ada suatu rencana yang sudah ditetapkan untuk kita sejak dulu, ada perbuatan – perbuatan baik yang sudah ditetapkan untuk kita. Ada ciptaan baru dalam kita. Roh Kudus menghidupkan kita yang sudah mati melalui karya kematian Kristus di atas kayu salib. Kita juga mendapat berkat rohani yang begitu berlimpah melalui kegenapan pekerjaan kristus di atas kayu salib.
I kor 1: 31 mengatakan bahwa Kristus adalah hikmat kita, pembenaran kita, dan Ia adalah pribadi yang menebus dan menguduskan kita.
Dari wahyu umum manusia mengenal Tuhan sebagai sang pencipta. Melalui wahyu khusus kita memperoleh pengenalan akan Tuhan sebagai penebus kita. Kristus adalah hidup kita. Kristus juga adalah hikmat kita. Hikmat adalah hikmat Allah. Hikmat adalah personifikasi Kristus. Segala sesuatu yang diciptakan Allah, dicipta berdasar kebijaksanaan. Dalam suatu design ada suatu tanda bahwa design itu ada yang mendesign. Sehingga setiap kita mempelajari sesuatu, kita harus bisa melihat hikmat Tuhan. Saat Tuhan mencipta manusia, Ia mencipta kita dengan hikmat bahkan memberi hikmat itu bagi kita.
Hanya kacamata Firman Tuhan saja yang bisa membuat kita melihat dunia secara menyeluruh dan benar. Kekristenan melihat segala sesuatu dengan 2 layer, pencipta dan ciptaan. Kristus harus menjadi hikmat kita agar kita bisa melihat realitas dengan benar, menginterpretasi segala sesuatu berdasar interpretasi kita.
Kristus adalah kebenaran kita. Saat manusia jatuh dalam dosa, manusia takut, malu, kuatir, bersalah di hadapan Tuhan. Manusia malu karena kehilangan kemuliaan Allah. Manusia takut oleh penghukuman Tuhan. Manusia bersalah karena sudah melanggar Firman Tuhan, bergeser dari status manusia yang seharusnya. Manusia selalu menutupi kesalahan dengan berusaha membenarkan diri sendiri juga menyalahkan orang lain atau juga lingkingan. Menganggap diri hanya sebagai korban makanya berdosa. Dosa membuat hati nurani menegur, merasa bersalah.
Manusia dibenarkan bukan karena kita sendiri, namun hanya karena pekerjaan Kristus di atas kayu salib sehingga kita beroleh pembenaran. Walaupun sudah dibenarkan di hadapan Allah tapi seringkali kita masih sering dikejar hati nurani yang merasa bersalah. Tapi Tuhan lebih besar daripada hati nurani. Kita harus datang pada Tuhan. Lebih dari hati nurani, Iblis juga menggoncang iman kita. Walau Tuhan sudah membenarkan kita, Iblis berusaha meyakinkan kita kalau kita masih bersalah. Karena itu kita butuh persenjataan Firman Allah, memerangi Iblis.
Saat kita percaya pada Kristus, kita ada suatu persatuan dengan Kristus, membenarkan dan menyucikan kita. 3 hal yang menyucikan kita, darah, Firman juga Roh Kudus. Saat kita sudah percaya dan berbuat dosa, kita pasti dengan segera akan kembali mohon pengampunan Tuhan. Yohanes berkata kalau orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa lagi, maksudnya adalah tidak terus – menerus berbuat dosa. Injil bukan anugerah yang murah. Saat kita diselamatkan, kita pasti akan berbuah roh. Tapi semua membutuhkan proses. Dalam pengudusan ada prosesnya. Saat Kristus sudah ada di dalam kita, kita pasti akan berbuah pada waktunya.
Kristus adalah penebus kita. Dia yang mendamaikan kita dengan Allah. Memperbarui relasi kita dengan Allah. Ia bukan saja dikembalikan ke posisi kita semula, tapi ditinggikan posisinya. Dari yang serupa Adam menjadi serupa Kristus.
Manusia tidak bisa mengerti wahyu khusus tanpa wahyu umum. Alkitab harus disertai wahyu umum. Begitu pula sebaliknya. Wahyu khusus membantu kita untuk mengerti wahyu khusus. Kristus cukup dalam hidup kita. Maksudnya adalah bukan kita membuang semua hal yang di luar Alkitab. Kristus cukup untuk kita maksudnya kebutuhan rohani kita dipenuhi di dalam Kristus.
Kita cukup dalam hidup kita karena kita punya Allah Tritunggal. Allah adalah warisan kita. Kita punya Roh Kudus sebagai meterai. Segala hal dalam dunia ini menjadi bermakna bagi kita di dalam Tuhan.

Read More......

Back to the Original Plan

Back to the Original Plan
Sdri. Maya

Roma 5: 8-11

Sebagai orang Kristen, kita harus belajar untuk menggunakan ‘kacamata’ atau cara pandang orang Kristen. Hal ini berarti kita harus melihat segala masalah dengan menggunakan kacamata orang Kristen.

Masalah yang paling mendasar di dunia ialah tentang Creation, yang menanyakan the origin of the universe. Dunia percaya bahwa dunia ini diciptakan dengan adanya suatu ledakan besar (Big Bang Theory) dan juga evolusi. Kita sebagai orang Kristen harus percaya bahwa Allah menciptakan segalanya, dan bahwa Dialah pencipta dan kitalah ciptaannya.

Pertanyaan kedua, ialah tentang Fall, yang menanyakan the problem of evil. Manusia bertanya, dari mana asalnya kejahatan? Psikologi percaya bahwa tidak ada orang berdosa, hanya ada orang yang psikopat. Di Alkitab ditulis, bahwa manusia telah berdosa akibat dari dosa awal manusia. Dosa awal manusia terjadi saat manusia ingin menjadi Allah.

Pertanyaan ketiga, ialah tentang Redemption, yang menanyakan a way out from the power of evil. Di zaman post-modern ini masih adanya mitos kemajuan zaman modern, yang percaya bahwa untuk maju perlunya ada progress and development .

Tetapi apakah kita makin maju dengan adanya teknologi yang maju? Dahulu sebelum adanya handphone, orang di’paksa’ untuk menghafal nomor telepon, dengan adanya handphone, orang jadi malas menghafal, karena akan lebih gampang jika kita buka contacts saja dan melihat nomor telepon. Teknologi tidak memberi kita kemajuan tetapi memberi kita kemudahan.

Bagaimana dengan obat-obat untuk penyakit yang makin berkembang? Apakah itu membuat kita makin maju? Anehnya, dengan ilmu obat-obatan yang sudah berkembang, penyakit-penyakit juga berkembang menjadi bervariasi. Zaman dahulu belum pernah adanya penyakit flu burung,lupus, dll.

Justru dengan adanya teknologi yang maju, kita mengalami kemunduran. Kemunduran berarti harga yang dibayar oleh segala kenyamanan tersebut tidak sebanding dengan akibatnya. Kesalahan utama dari mitos modernisme itu ialah tidak memikirkan harga yang dibayar, yaitu seperti Global Warming.

Agama-agama menawarkan banyak jalan keluar dari dosa. Orang Budha percaya bahwa untuk keluar dari dosa dan pergi ke Nirvana dengan mematikan segala keinginan duniawi, sedangkan orang Yahudi percaya bahwa dengan berbuat baik kita dapat bebas dari dosa dan pergi ke Sorga.

Sedangkan Kristen percaya satu-satunya jalan lepas dari dosa adalah dengan Karya Keselamatan Kristus Yesus, dengan harga yang dibayar ialah Anak Allah. Allah membayar dosa kita secara tuntas sampai dasar dari kejahatan yaitu dosa. Dengan itu, kita telah bebas dari dosa.

Kristus membawa kita untuk dicipta ulang dan menjadi manusia yang baru (Recreation), didamaikan kembali dengan Tuhan (Reconciliation), dan juga dibebaskan dari dosa (Freedom).

Pada saat penciptaan kita diciptakan dan Tuhan melihat itu sungguh amat baik (Kejadian 1:31) (Formed), tetapi saat kejatuhan kita jatuh dalam dosa (de-formed). Maka dari itu, diperlukan Redemption, agar kita menjadi Re-formed, yang berarti kembali diciptakan. Back to the Orginal Plan.

Apakah saat ini kita sudah ditebus? Jikalau kita ditebus mengapa kita masih melakukan dosa? Jawaban dari pertanyaan diatas ialah Already but not yet.


Read More......

Not as It is supposed to be

“Not As It is Supposed to Be”
Kak Maya
(Worldview: Fall)
September 7, 2008

Semakin hari dunia semakin hancur. Semakin hari akan semakin terlihat berbeda orang-orang yang sudah terpilih untuk ditebus dan yang tidak ditebus. Setelah worldview penciptaan (menurut kacamata dunia, ‘asal usul kehidupan’), dimana tidak ada kejahatan, dosa, kerusakan maupun kematian, maka selanjutnya adalah worlview kejatuhan. Manusia telah membuka gerbang kejahatan, dimana manusia jatuh ke dalam dosa. Ini disebut fall atau, menurut kosakata dunia, asal usul kejahatan.

Di dalam penciptaan, terdapat dua kategori, yaitu Pencipta dan ciptaan. Di antara dua kategori ini, terdapat qualitative difference (perbedaan kualitatif) dimana ciptaan berbeda dan tidak bisa melampaui Pencipta. Walaupun begitu, di dalam Kejadian 3:5-6, manusia sebagai ciptaan ingin menjadi seperti Tuhan, Sang Pencipta. Saat Adam dan Hawa telah memakan buah dari pohon pengetahuan itu, mereka takut dan bersembunyi. Pada saat Tuhan bertanya kepada Adam, “Di manakah engkau?” (Kej. 3:9), ini merupakan sebuah kalimat penghakiman. ‘Dimana’ di dalam pertanyaan ini adalah tentang posisi Adam sebagai ciptaan. Tuhan sedang bertanya, “Mengapa kamu ada di posisi ini? Kamu tidak seharusnya berada di sini.” Disinilah inti dari worldview fall, dimana manusia bergeser dari posisi seharusnya. Hal ini juga harus menjadi pemikiran bagi kita. Pada waktu kita ingin menjadi Tuhan, pada saat kita berdiam di dalam kenyamanan kita sendiri dan tidak mau melakukan perintah Tuhan, apakah kita sedang menjauhkan Tuhan? Apakah kita sedang menurunkan Tuhan dari tahtaNya?

Saat ini, laki-laki sulit mencari pekerjaan, dan setiap wanita telah melahirkan dengan susah payah. Ini adalah konsekuensi jatuhnya manusia ke dalam dosa, seperti yang dikatakan di dalam Kejadian 3:16-17. Walaupun begitu, karena ini merupakan ketetapan Tuhan pada saat penciptaan, sesulit apapun, manusia akan tetap menjalani hidupnya dengan pekerjaan dan keluarga. Sebagai ciptaan, kita telah berdosa dengan menggeser diri dari tempat semula dengan keinginan untuk menjadi satu level dengan Tuhan. Sebagai pemegang agama Kristen, yaitu satu-satunya agama yang Tuhannya rela berkorban untuk umatNya, kita harus bisa mengalami redemption, dimana kita kembali ke posisi awal dan ikut berbagian di dalam pekerjaan Allah.

Read More......

Biblical View of Health and Illness

Biblical view of Health and Illness
Jeffrey Lim

Manusia memiliki dua bagian, yaitu tubuh dan juga jiwa (atau roh - dikotomi). Kedua ini saling berinteraksi. Tubuh kita ialah bait Allah (1 Kor 6:19), anggota Kristus (1 Kor 6:15), dan tubuh juga digunakan untuk dipersembahkan untuk Kemuliaan Allah (Rom 12:1, 1 Kor 10:3) maka dari itu kita perlu menjaga tubuh kita.

Tuhan Allah secara umum menjanjikan kita kesehatan, jika kita mengingat ajarannya (Am3:1-2), dan takut akan Tuhan (Am 3:5-8), dan juga mematuhi peraturannya (Am 10:27). Maka dengan kita memuliakan Tuhan akan membantu kita menjadi sehat tetapi paradoksnya adalah perlu diingat bahwa tidak semua orang yang mengasihi Tuhan itu selalu sehat.

Ada banyak hal yang dapat membantu kita untuk menjaga tubuh kita untuk hidup sehat, seperti Komunikasi yang baik (Am 12:18,13:3,16:24), menghormati orang tua (Kel 29:12,21:17, Ul 5:16, Im 20:9, Am 30:17), mendengarkan hikmat bijaksana, (Am 12:18, 13:14), bersikap benar antar sesama (Am 28:16), Membantu orang yang membutuhkan (Yes 58:10-11), Sikap positif atas hidup ( Am 14:3, 15:15,30, 17:22).

Ada banyak hal juga yang menghalangi diri kita untuk menjadi sehat, yaitu kekhawatiran (Am 13:25), Hidup hanya mengikuti hikmat sendiri (Am 14:12), Kesedihan ( Am 15:13), pandangan yang negatif atas hidup (Am 18:14), Iri hati (Am 14:30), Kebodohan (Peng. 7:17), Kejahatan (Am 10:27), Pemberontakan (Am 6:14), Tidak menghindar dari kejahatan ( Am 3:7,8 ), Alkohol, dan juga imoralitas seperti AIDS, dll.

Maka mengapa sakit dapat terjadi?
Pertama, karena sejak Adam, manusia telah jatuh dalam dosa, dan upah dosa ialah maut, dan maut inilah yang membuat adanya penyakit. Kedua, penyakit ada sebagai hukuman dan juga ganjaran untuk orang berdosa (Yak 5: 15-16), seperti saat Daud berdosa mengakibatkan anaknya sakit dan meninggal. Ketiga, penyakit dapat digunakan untuk mempertobatkan orang, seperti di Bil 21:5-7. Keempat, sakit mencegah kita untuk berbuat dosa ( 2 Kor 12:7). Kelima, agar kita dapat bertumbuh. Keenam adanya penyakit untuk memberitahu pada kita bahwa dunia ini hanyalah sementara, ada suatu tempat yang bebas dari segala penyakit, yaitu Sorga. Terakhir, penyakit ada agar kita dapat memuliakan nama Tuhan (Yoh 9:1-3 ). Maka dari itu saat kita sakit, apakah kita dapat serupa dengan Kristus ? Karena saat kita sakit, ialah saat dimana kita kesusahan, kita dapat menunjukkan sikap asli kita. Seperti Fanny Crossby, William Cowper yang mau berjuang memuliakan Tuhan dalam saat susah, dan sedih? Atau malah memaki-maki dan memarahi Tuhan atas kesengsaraan kita?


Read More......

Hati yang Suci

Hati yang Suci
Ev. Ivan Kristiono
31 Agustus 2008

Dalam Matius 5 : 8, ditulis bahwa syarat untuk melihat Tuhan adalah hati yang suci. Berbeda dengan sebagian besar orang yang mengatakan bahwa untuk melihat Tuhan harus menggunakan logika. Dalam kekristenan hanya ada 2 macam logika, yang benar dan yang salah.
II Kor 10-12 dibuat sebagai pengenalan diri Paulus yang saat itu kerasulannya diragukan oleh jemaat Korintus. Tapi lewat pasal-pasal ini kita bisa mengenal Paulus. Pada pasal 12, Paulus membedakan dirinya sendiri jadi 2, yang sombong dan yang rendah hati. Paulus bisa dikatakan orang yang low profile; dia tidak pernah menggunakan otoritas rasulnya untuk memaksa orang mengikuti ajarannya. Paulus juga bukan orang yang suka memamerkan penglihatan yang dia alami; orang yang bermegah atas penglihatan adalah orang yang bodoh. Paulus tidak mau dinilai orang lebih tinggi dari yang seharusnya, karena itulah dia tidak pernah menceritakan penglihatannya kepada orang-orang yang akhirnya bisa membuat dia menjadi legenda di antara orang-orang, kecuali jemaat Korintus yang memaksa dia berbuat demikian. Di hadapan Allah, Paulus mendapat gocohan Iblis yang mengajar dia untuk tetap rendah hati di dalam setiap anugerah yang diberikan Allah padanya.
Yoh 20:29 mengatakan berbahagialah yang tidak melihat. Sekilas ayat ini seperti bertentangan dengan Mat 5:8. Tapi sebenarnya tidak demikian. Karena yang dimaksud dengan melihat di Mat 5:8 bukanlah melihat secara fisik, tapi yang percaya pada Tuhan. Dalam hidup bukan melihat Tuhan secara fisik yang harus dikejar seperti pikiran orang Yahudi pada masa itu.
‘Murni hatinya’ juga tertulis di Mzm 24:3-5. Maksud dari murni hati adalah jujur, tidak membangun kesucian diri di luar, tidak mendua hati, serta menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup, tidak hidup berpura-pura dan munafik di hadapan Tuhan sehingga menjadi seorang yang layak di hadapan Tuhan, layak untuk menerima berkat.
Manusia semakin memiliki uang, akan semakin memegang miliknya itu. Maka murni hati harus miskin di hadapan Allah. Baik di hadapan Allah maupun manusia harus jujur dan bersih. Jujur dalam arti mengumakan Tuhan dalam seluruh kehidupan. Kalau bukan Tuhan yang menjadi pusat hidup, yang terlihat hanyalah efek dari kejujuran padahal dalamnya busuk.
Murni hati adalah suatu komitmen tidak bersyarat untuk mengikut Tuhan. Melihat Tuhan adalah bisa melihat panggilan dan rencana Tuhan di tengah-tengah zaman kita ditempatkan, benar-benar mengerti rencana Tuhan dan tidak kompromi dengan dunia.

Read More......

Selasa, 21 Oktober 2008

Bagaimana sikap kita terhadap ajaran yang tidak Alkitabiah ?

Bagaimana sikap kita terhadap Ajaran yang tidak Alkitabiah ?
Jeffrey Lim

Seringkali kita menghadapi dilemma menghadapi ajaran yang tidak Alkitabiah yang beredar sekarang ini. Bagaimana kita harus menyikapinya ? Apakah menegurnya ? Atau membuat pembawa ajaran itu menjadi diam. Orang modern sekarang ini mempunyai pandangan bahwa kita harus saling menghormati. Kalau kita menegurnya maka kita tidak menghormatinya. Sebab semua ajaran sama validnya. Untuk mendiamkan ajaran tertentu adalah salah dan tidak menghormati mereka dan bisa dianggap tidak toleransi atau berpikiran sempit. Di dalam dunia ini membuat seseorang menjadi diam adalah lawannya kasih. Tetapi bagaimana menurut Alkitab.

Di dalam 1 Tim 1:1-7, tujuan Paulus menulis surat Timotius itu agar Timotius diberi pertolongan bagaimana menghadapi pengajar sesat. Paulus memberi perintah ( 1:1 ) dari Allah untuk menasihatkan orang-orang tertentu agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain. Dan yang paling baik adalah ayat ke 5 yaitu “Tujuan dari nasihat ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas” ( ay 5 ).
Mengapa menegur adalah mengasihi ? Karena esensi dari kasih adalah mencari kebaikan di dalam diri orang lain. Karena pengajaran sesat hanya membawa orang jauh dari Tuhan dan merusakkan iman maka pengajar sesat harus ditegur supaya mereka berhenti memberitakan hal itu.
Di dalam Alkitab ada beberapa hal bagaimana kita meresponi ajaran sesat :
Yeremia 23:16-20 -> Jangan mendengarkan mereka
Matius 7:15-23 -> Berhati-hatilah
2 Tim 2:22-26 -> Menasihati dengan lemah lembut
1 Tit 1:7-11 -> Berpegang teguh pada ajaran yang benar supaya dapat mendorong orang lain dengan pengajaran yang benar dan menolak mereka yang melawan.
Aplikasi bagi kita :
Kalau begitu ketika ada orang yang mengajarkan ajaran sesat, kita harus berkata di dalam kebenaran. Speak truth in love. Sebab ajaran itu mempengaruhi pikiran dan pikiran mempengaruhi hidup. Bahkan kita mengenal kehendak Allah adalah melalui akal budi ( Rom 12:2 ). Kita diperbaharui hidupnya juga di dalam sikap akal budi kita ( Ef 4:20-23 ). Kita mengerti hal-hal rohani juga melalui pikiran kita ( Kol 1:9-12 ). Karena itu ajaran harus dijaga untuk menjaga kemurnian gereja.
Marilah kita berkata kebenaran di dalam kasih terhadap orang-orang yang tidak mengajarkan pengajaran tidak Alkitabiah. Jangan menganggap kasih itu lemah lembut dan membiarkan mereka. Kasih itu benar adanya. Kasih ingin membangun orang lain. Jadi lebih baik berargumentasi daripada mendiamkan kebenaran diinjak-injak. Lebih baik dimusuhi daripada membiarkan orang lain merusak.


Read More......

Arti di dalam Kesia-siaan

Arti di dalam Kesia-siaan
Jeffrey Lim

“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia” ( Pengkhotbah 1:2 )

Salah satu kitab yang paling aneh di dalam Alkitab adalah Kitab Pengkotbah. Dan yang kedua adalah kidung agung. Mengapa kitab pengkotbah begitu aneh ? Karena isinya sepertinya pesimis dan berisi hal yang bersifat sia-sia. Bukankah Alkitab seharusnya optimis ? Bukankah Alkitab seharusnya memberikan pengharapan ? Bukankah iman itu didasarkan kepada pengharapan ? Bukankah juga Alkitab seharusnya juga memberikan arti ? Malahan kitab pengkotbah mengatakan sia-sia. Bukankah hal ini aneh ?

Pertanyaan berikutnya adalah siapa yang menulis kitab Pengkotbah ? Dikatakan di dalam ayat 1 bahwa “Inilah perkataan Pengkotbah, anak Daud, raja di Yerusalem” ( Pengkhotbah 1:1 ). Berarti Pengkotbah adalah anak Daud. Siapakah dia ? Anak Daud begitu banyak. Pengkotbah sendiri tidak mengutarakan namanya. Dia menyembunyikan namanya. Di dalam Tradisi mengatakan dia adalah Raja Solomo. Dan saya berpendapat bahwa dia adalah raja salomo. Mengapa ?
Pertama, Dikatakan bahwa Raja ini anak Daud.
Kedua dikatakan bahwa Raja ini adalah Raja yang berhikmat. Di dalam ayat 16 dikatakan bahwa “Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari semua orang yang memerintah Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah banyak memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan.” Bila kita mengingat mengenai hikmat maka kita mengkaitkan hal ini dengan Raja Salomo yang pernah meminta hikmat kepada Tuhan. Salomo juga diberi anugerah hikmat karena dia mampu menulis amsal dengan begitu limpah, mengerti hewan, mengerti tumbuhan, mengerti etika, mengerti sosial, mengerti kerajaan, mengerti pemerintahan, mengerti hubungan dengan Allah, mengerti hukum di dalam kehidupan, dsb.
Ketiga dikatakan bahwa Raja ini adalah Anak Daud dan Raja di Yerusalem dan Raja Isreal. “Inilah perkataan pengkotbah, anak Daud di Yerusalem” ( Pengkhotbah 1:1 ) “Aku , Pengkotbah adalah raja atas Israel” ( Pengkhotbah 1:12 ) . Ini klue yang menentukan. Mengapa ? Sebab setelah Raja Rehabeam, Israel pecah menjadi kerajaan utara dan kerajaan selatan. Kerajaan Utara disebut kerajaan Israel dan Selatan disebut Yehuda. Ibu kota Yehuda adalah Yerusalem sedangkan Ibukota Israel adalah Samaria. Tetapi dikatakan bahwa Raja ini adalah Anak Daud, Raja di Yerusalem, dan Raja Israel. Bila kita melihat bahwa periode dimana Israel ibukotanya adalah Yerusalem adalah periode di jaman Saul, Daud dan Salomo dan Rehabeam. Saul tidak mungkin dan Rehabeam tidak mungkin. Apalagi Daud. Maka hal yang paling pasti adalah Raja Salomo.
Kemudian Raja Solomo dilukiskan di dalam kitab ini bahwa dia sudah pernah mencoba banyak hal di dalam dunia ini. Dia sudah memperdalam hikmat bahkan sampai tingkat yang tinggi sekali. Dia mencoba kesenangan dan kegirangan di dalam hidup ini. Dia melakukan pekerjaan yang besar dan mendirikan, membangun rumah-rumah, menanami kebun-kebun anggur, dan taman-taman. Dia menjadi besar dan menjadi tuan atas budak-budak. Dia mengumpulkan harta begitu banyak. Dia ditemani oleh banyak perempuan-perempuan. Bila kita merenungkan hidup Salomo, dia pernah masuk ke dalam hedonisme, ke dalam cinta filsafat dan hikmat, ke dalam kemewahan, ke dalam materialisme, dan ke dalam banyak filsafat dan ide. Dia benar-benar bukan saja mengetahui secara teori tetapi mempraktekkannya. Dia orang yang berpikir dan melakukan. Kuasanya begitu besar.
Tetapi akhirnya Salomo menyimpulkan bahwa semuanya adalah sia-sia. Semua ini adalah tidak berarti. Semua yang dia kejar adalah kosong adanya. Ini sungguh mengejutkan. Dan kitab Pengkhotbah ini berisi hikmat yang tinggi luar biasa. Ini menjelaskan bahwa usaha manusia di dalam dunia ini untuk mencari sesuatu apapun yang hebat, mewah dan luar biasa di luar Tuhan Allah sendiri adalah kesia-siaan belaka. Ini menjelaskan bahwa setelah manusia jatuh di dalam dosa maka kehidupan manusia ada di dalam kesia-siaan belaka. Semua kosong, semua tidak berarti, semua sia-sia. Sungguh pesimis, sungguh nihilis, zero dan void.
Saya hendak mengajak kita berpikir apakah kalau begitu hikmat, materi, nama baik, kekayaan, kenikmatan semuanya sia-sia. Apakah Pengkhotbah mau mengajarkan demikian ? Satu hal bila pengkhotbah mengatakan semua sia-sia dan tidak berarti atau kosong, mengapa pengkhotbah mengatakan semua itu sia-sia. Bukankah kalau semua sia-sia maka sia-siapun adalah sia-sia ? Bukankah Pengkhotbah sedang berkontradiksi dengan pernyataannya sendiri ? Bukankah kalau semuanya kosong, mengapa berbicara mengenai kekosongan seolah-olah kekosongan itu ada ? Bukankah kalau kosong tidak dapat dibicarakan ? Bukankah kalau sia-sia maka tidak bisa mengatakan sia-sia ? Karena ketika seseorang mengatakan sesuatu sia-sia maka sebenarnya ada makna bahwa segala sesuatu sia-sia. Maka masih ada makna. Masih ada arti.
Satu hal bahwa Pengkhotbah tidak berkontradiksi dengan dirinya sendiri. Pengkhotbah tidak berkontradiksi dengan pernyataannya. Bahkan di dalam pernyataannya terkandung paradoks yang dalam. Sia-sia ! Itu adalah arti. Tetapi kalau bicara arti, arti ini harus dikaitkan pada sumber arti. Di dalam hal ini Pengkhotbah hendak mengkaitkan arti dengan Tuhan sendiri. Arti adalah di dalam Tuhan.
Segala sesuatu ada artinya. Ini adalah pernyataan yang saya mau tekankan. Bahkan kesia-siaan pun ada artinya. Tetapi arti ini ada karena dikaitkan dengan Tuhan Allah. Mengapa semuanya ada arti ?
Saya berpendapat semuanya ada arti karena sejarah hidup manusia ada di dalam Sejarahnya Tuhan. History adalah HIS Story. Semua sejarah ini ada maknanya karena Tuhan Allah adalah sumber makna. Karena itu sejarah ada artinya. Apakah penderitaan ada artinya ? Ada artinya ! Apakah sakit penyakit ada artinya ? Ada artinya ! Apakah kematian ada artinya ? Ada artinya ! Apakah bahkan dosapun ada artinya ? Ada artinya ! Lebih ekstrim lagi adalah apakah orang tidak percaya dan berdosa yang berada di dalam kesia-siaan ini ada artinya ? Mungkin kita berpikir tidak ada artinya. Tetapi bukankah semua ini ditulis ? Bukankah kalau begitu ada artinya ? Paling sedikit adalah mengajarkan orang untuk takut akan Tuhan. Mengajarkan orang untuk gentar terhadap hidup dan mencari arti di dalam Tuhan. Lebih jauh apakah kitab pengkhotbah ada maknanya ? Kalau kitab Pengkhotbah yang berbicara mengenai kesia-siaan tidak ada maknanya, mengapa kitab ini ditulis dan bahkan ada di dalam Alkitab ?
Jadi kesimpulannya adalah segala sesuatu ada maknanya dan semuanya dikaitkan dengan sumber makna yaitu Tuhan Allah sendiri.
Renungan ini sampai disini dan marilah kita mencoba merenungkan banyak makna di dalam banyak hal. Ada baiknya saudara pernah mengalami kekosongan makna supaya menyadari bahwa ketika mengalami kekosongan makna itu adalah sedang mengalami arti hidup. Tetapi lebih jauh ada baiknya saudara yang mengalami kekosongan makna bertemu dengan Kristus yang adalah sumber hidup yang akan membawa saudara kepada hidup yang berkelimpahan.
Tetapi satu hal bahwa di dalam menemukan makna, kita tidak bisa memahami realitas ini dengan sepenuhnya. Karena Pengkhotbah mengatakan bahwa “Tuhan memberikan kekekalan di dalam hati manusia. Tetapi manusia tidak dapat memahami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”. Intinya adalah jangan kita ingin mengetahui semua misteri hidup ini karena itu tidak mungkin dan tidak diperbolehkan. Kita hanyalah manusia yang terbatas. Tetapi intinya adalah kita bersandarkan diri kita pada Tuhan yang mengetahui setiap misteri hidup. Kita beriman sama Tuhan sebab orang benar hidup oleh iman.

Read More......

Apakah Silsilah Yesus ada maknanya bagiku ?

Apakah Silsilah Yesus ada maknanya bagiku ?
Jeffrey Lim

Waktu kita baca Matius 1 disana terdapat silsilah keturunan Yesus yang cukup panjang. Waduh kita jadi bingung ! Koq banyak banget silsilah orang-orang. Apakah bagian silsilah ini ada makna rohani? Buat apa dicatat pusing-pusing bikin penuh ! Apakah ada gunanya ? Nanti dulu ! Bukankah setiap tulisan dalam Alkitab adalah Firman Tuhan? Maka pasti silsilah ini ada maknanya. Nah tujuan dari artikel ini yaitu untuk refleksi. Sebelum memulai refleksi ada beberapa prinsip yang penting.

Pertama, ada prinsip bahwa tidak ada orang kecil di dalam Alkitab. Semua orang itu unik dan punya maknanya di dalam hidup, baik bermakna untuk Tuhan ataupun bermakna melawan Tuhan. Semuanya ada makna. Tidak ada orang kecil di dalam Alkitab.
Kedua, semua cerita manusia ini merupakan satu cerita dari awal sampai akhir yang membentuk cerita mengenai Tuhan sendiri. History berarti HIS story. Dan di dalam sejarah cerita manusia ini maka setiap manusia membentuk satu cerita besar dan mengisi perannya masing-masing. Sekali lagi tidak ada orang kecil dan orang yang tidak signifikan. Semua ada perannya dan maknanya.
Ketiga, Tuhan menjanjikan bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Berarti keseluruhan hidup setiap orang percaya, mencakup hal-hal baik yang berkenan kepada Tuhan maupun kesalahan / dosa, pada akhirnya oleh anugerah dan kasih karunia Tuhan, Tuhan atur semuanya mendatangkan kebaikan bagi mereka. Inilah tangan Tuhan yang penuh dengan anugerah, Mahakuasa dan Mahaajaib.
Sekarang mari kita merenungkan beberapa tokoh, baik tokoh yang berperan besar maupun berperan lebih “kecil” tetapi semuanya dipakai Tuhan untuk menjadi nenek moyangnya Tuhan Yesus. Mereka semua berperanan penting. Bukankah kalau tidak ada mereka tidak ada Tuhan Yesus yang berinkarnasi ke dalam dunia? Dan yang lebih dari itu yaitu mereka diberikan satu hak istimewa menjadi nenek moyang Tuhan kita. Mereka ada di dalam garis keturunan untuk melahirkan Mesias, sang Kristus. Hidup mereka berbahagia.
Dikatakan didalam pembukaan Matius 1 dicatat : Silsilah keturunan Yesus, keturunan Daud, keturunan Abraham. Dua orang besar ini menjadi nenek moyang Kristus Yesus. Sebenarnya dengan dua perkataan keturunan Abraham dan keturunan Daud ini mempunyai makna yang besar sekali.
Pertama, Tuhan sudah berjanji pada Abraham bahwa keturunannya akan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Dan di dalam kitab Galatia dikatakan bahwa keturunan ini singular (tunggal), yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah penggenapan janji Allah. Sebenarnya kalimat ini sudah seringkali kita dengar dan rasanya biasa-biasa saja. Tetapi coba bayangkan kalau kita membaca seluruh sejarah Alkitab. Dimulai dari Adam dan Hawa yang berdosa. Seluruh umat manusia akan mati di dalam dosa dan tidak ada harapan. Tetapi Tuhan memberikan pengharapan bahwa keturunan perempuan akan meremukkan kepala ular. Kemudian sampai peristiwa Kain dan Habel. Ternyata Kain bukanlah juru selamat yang meremukkan kepala ular. Sebaliknya dia adalah keturunan ular yang membunuh adiknya sendiri. Kejahatan manusia semakin menjadi dan akhirnya Tuhan mendatangkan air bah yang menghabisi dunia. Tetapi Nuh diberikan kasih karunia Tuhan dan diselamatkan. Dari keturunan Nuh ada keturunan ular dan perempuan. Sem adalah keturunan perempuan dan Ham adalah keturunan ular. Yafet akan diselamatkan karena Sem ( orang kafir – nubuat yang digenapi dalam Kristus ). Keturunan Nuh tetap merupakan manusia berdosa yang butuh keselamatan. Tetapi siapakah yang akan menyelamatkan manusia berdosa ?. Dari keturunan Nuh lahir beberapa orang dan akhirnya adalah Abraham. Nah, Abraham adalah orang khusus yang kepadanya Tuhan berjanji bahwa dari keturunan Abraham seluruh bangsa di dunia akan mendapatkan berkat. Berkat Abraham adalah berkat menjadi anak Allah dan diselamatkan. Dan puji Tuhan berkat ini digenapi di dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Apa jadinya kalau janji Tuhan dengan Abraham ini tidak tergenapi ? Yang jelas seluruh sejarah manusia tetap berada di dalam dosa. Tidak ada keturunan perempuan yang akan meremukkan kepala ular. Tidak ada keturunan Abraham yang akan menjadi berkat bagi banyak bangsa. Tetapi puji Tuhan bahwa janji Tuhan digenapi. Puji Tuhan kita punya Tuhan yang setia pada perjanjianNya. Yesus Kristus menggenapi perjanjian Tuhan dengan Abraham yaitu menjadi berkat bagi manusia.
Kedua, Tuhan mengadakan perjanjian dengan Daud dan perjanjian dengan Daud adalah perjanjian mengenai kerajaan. Tuhan berjanji bahwa tahta kerajaan Daud akan selama-lamanya. Perjanjian dengan Daud berkaitan ketika Daud hendak membangun bait Allah. Perjanjian dengan Daud adalah raja memerintah di bawah tahta Allah. Dan perjanjian Daud juga berkaitan dengan keturunan Daud yang adalah anak Allah. Ini janji mengenai Mesias. Apa makna perjanjian Daud dengan Tuhan bagi kita ? Satu hal yang jelas adalah bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yaitu Raja yang akan memerintah. Dia adalah keturunan Daud. Yesus Kristus memerintah dengan damai sejahtera. Kedengarannya hal ini sudah sering kita dengar juga. Tetapi sesungguhnya maknanya luar biasa. Coba renungkan bahwa manusia diciptakan Tuhan Allah berfungsi sebagai raja untuk menguasai alam semesta dan sebagai rakyat di bawah Tuhan Allah. Ini adalah kerajaan Allah dimana Allah memerintah atas rakyatnya yaitu manusia. Tetapi karena dosa, maka manusia memberontak. Manusia ingin hidup sendiri dan tidak diatur oleh Tuhan Allah. Dan akibat dosa adalah manusia saling konflik satu sama lain dan saling bermusuhan. Manusia tidak taat pada otoritas Raja segala raja. Tetapi ketika Kristus datang, Dia hendak bertahta di dalam hati semua orang percaya. Dan ketika Kristus datang sebagai Mesias dan keturunan Daud, Dia akan memerintah dengan kasih karunia. Karena itu pesannya adalah “Bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat!”. Allah akan kembali bertahta di hati orang percaya dan memerintah dengan damai sejahtera. Orang percaya akan kembali menjadi umat Allah yang diperintah di bawah Kristus. Ini makna yang sungguh indah.
Kedua perjanjian Allah dengan Abraham dan Daud digenapi di dalam Yesus Kristus. Dan kedua orang besar ini mempunyai makna yang penting di dalam sejarah penebusan. Tetapi bagaimana kembali dengan pertanyaan semula : Mengapa banyak silsilah yang dicatat ? Bahkan mengapa ada orang-orang yang kelihatannya sederhana dan berdosa dicatat untuk menjadi nenek moyang Tuhan Yesus ?
Mari kita merefleksi satu hal yaitu kasih karunia Tuhan bagi orang berdosa melebihi dosa manusia. Coba kita merenungkan siapa itu Yakub ? Tidak usah dipaparkan bagaimana karakter Yakub. Yakub adalah penipu ulung. Dia menipu untuk mendapatkan berkat dari Abraham. Dan hidupnya penuh dengan dosa. Keluarganya banyak cinta segitiga. Yakub juga seorang yang licik. Dia seorang yang berdosa yang karakternya tidak pantas menjadi teladan. Lebih dari itu keluarganya adalah keluarga yang penuh konflik rumah tangga. Tetapi dari anak-anak Yakub lahir 12 suku bangsa Israel . Yakub yang berdosa akhirnya menjadi orang kudus. Yakub akhirnya adalah keturunan Abraham yang keturunannya akan melahirkan Yesus Kristus. Sungguh anugerah Tuhan bagi Yakub dan satu hak istimewa bagi Yakub untuk menjadi nenek moyang Yesus Kristus.
Kalau kita sudah membahas mengenai 3 pria ada baiknya kita membahas 3 wanita supaya terjadi keseimbangan pembahasan ( bukan membela kaum feminis J ). Ternyata di dalam Alkitab, wanita juga disebutkan dan ada perannya di dalam sejarah penebusan. Bukankah Maria ibu Yesus juga adalah berperan penting bagi kelahiran Yesus. Tetapi yang hendak kita bahas adalah kedua wanita yang berdosa dan satu wanita agung tetapi berbangsa kafir. Kedua wanita berdosa adalah Tamar dan Rahab. Satu wanita agung tapi bersuku Moab adalah Rut.
Tamar sudah jelas adalah perempuan yang aktif berzinah dengan mertuanya. Dia seorang perempuan yang jelas berdosa. Tetapi kalau kita melihat catatan Alkitab, dicatat bahwa Yehuda mengatakan bahwa Tamar lebih benar daripada dia. Mengapa ? Sebab Tamar hendak meneruskan keturunan. Ingat di dalam konteks waktu itu mewarisi keturunan adalah sangat penting karena janji dari Abraham mengenai keturunan. Di dalam kebersalahan dan dosanya, Tamar akhirnya meneruskan keturunan Abraham, ketika sebaliknya Yehuda hendak memutuskannya. Dia lebih benar daripada Yehuda. Mungkin pengertian ini di dalam konteks budaya kita sulit diterima. Tetapi Alkitab sendiri mengatakan bahwa dia lebih benar daripada Yehuda ( walaupun tetap berdosa ). Dosa Tamar dan Yehuda akhirnya di dalam kasih karunia Tuhan mendatangkan rencanaNya yang kekal untuk melahirkan keturunan dan dari keturunannya melahirkan Kristus.
Perempuan kedua adalah Rahab. Ingat siapa perempuan ini ? Dia adalah pelacur. Pelacur adalah seorang yang hina. Tetapi Alkitab mengingat nama perempuan ini yang latar belakangnya pelacur tetapi menjadi pahlawan. Ingat peristiwa tembok Yerikho dimana ada pengintai yang mengintai kota Yerikho dan hampir tertangkap dan bersembunyi di atap rumah Rahab. Rahab mempunyai iman kepada Yahweh dan dia mengambil resiko untuk dibunuh dengan menyembunyikan orang Israel yang merupakan musuh bangsanya. Tetapi karena imannya maka Rahab diselamatkan. Bahkan di dalam Perjanjian Baru, Rahab disejajarkan mempunyai iman seperti Abraham. Rahab yang berdosa tetapi mempunyai iman seperti Abraham. Siapakah yang berdosa boleh bersanding dengan Bapa beriman ? Rahab memang orang berdosa tetapi dari keturunannya melahirkan Yesus Kristus. Bayangkan dari rahim seorang pezinah melahirkan keturunan yang akan menjadi nenek moyang Kristus. Ini anugerah Tuhan.
Perempuan ketiga adalah Rut. Seperti Rahab, Rut adalah seorang kafir. Tetapi berbeda dengan Rahab, Rut adalah perempuan yang berkarakter agung. Di dalam tradisi Ibrani, kitab Rut diletakkan setelah kitab Amsal dan kalau kita melihat akhir dari Amsal 31 adalah mengenai istri yang bijaksana. Setelah itu disambung kitab Rut. Maka boleh diambil kesimpulan bahwa tradisi Yahudi menganggap Rut adalah istri yang berbijaksana. Tetapi sayang sekali bahwa Rut adalah orang kafir. Orang kafir tidak berbagian di dalam perjanjian Allah dengan Israel . Tetapi oleh anugerah Allah maka Rut yang adalah orang kafir boleh berbagian di dalam perjanjian dengan Allah. Allahnya Rut adalah Allah Yahweh. Rut yang seharusnya binasa (karena dosa) walaupun dia seorang yang berkarakter, tetapi oleh anugerah Allah boleh diselamatkan bahkan boleh menjadi nenek moyang Kristus.
Masih banyak yang bisa kita renungkan bahwa kasih karunia Allah melimpah bagi orang berdosa. Begitu banyak nenek moyang Yesus Kristus yang berdosa. Bahkan Daud sendiri berdosa dengan berzinah bahkan membunuh Uriah. Dicatat bahwa dari istri Uriah melahirkan Solomo dan dari keturunan Salomo melahirkan Kristus. Dosa Daud pun dengan mengambil istri orang, membunuh dan berzinah yang begitu busuk dan rusak tetapi ada kasih karunia Allah yang melebihi dosa manusia.
Dengan merefleksi semua tokoh di dalam silsilah ini, kita dapat merenungkan sesuatu. Apakah hidup kita baik ? Apakah kita termasuk orang yang sempurna ? Adakah di antara kita orang yang lebih baik daripada semua tokoh nenek moyang Kristus ? Apakah kita orang besar atau orang kecil ? Ada satu hal yang kita simpulkan yaitu bahwa semua orang dapat dipakai Tuhan, jika Dia berkenan melakukannya. Semua orang apapun latar belakangnya dapat dipakai Tuhan. Semua orang apapun perbuatan yang pernah dilakukannya Tuhan dapat mengubah hidupnya untuk kemuliaan nama Tuhan. Percayakah saudara ? Maukah saudara dipakai Tuhan seperti para tokoh di dalam silsilah Yesus Kristus ? Mungkin saudara orang kecil yang namanya seperti tokoh yang ditulis sekilas. Tetapi maukah saudara yang kecil menjadi saluran berkat. Saudara yang kecil dapat berbagian di dalam rencana penebusan Kristus yaitu dengan menjadi saluran berkat. Saudara dapat mengabarkan Injil kepada orang lain. Dengan demikian saudara menjadi saluran berkat. Maukah saudara ?


Read More......

Anugerah yang bersyarat

Anugerah yang bersyarat
Jeffrey Lim

Hidup orang percaya adalah oleh anugerah. Hidup kita diselamatkan karena anugerah Tuhan. Pembenaran kita adalah karena anugerah. Pengudusan kita adalah karena anugerah. Anugerah keselamatan seringkali dianggap sebagai pemberian cuma-Cuma yang tidak bersyarat. Anugerah keselamatan adalah tidak berkondisi. Seringkali kita mengerti anugerah itu tidak berjasa dan tidak bersyarat. Tetapi sebenarnya ada anugerah yang bersyarat. Ada janji yang bersyarat.

Misalnya seseorang hamba Tuhan yang hidup suci akan lebih dipakai berkuasa daripada yang hidup lebih tidak suci. Firman Tuhan juga memberikan pengertian bawa Tuhan memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati. Jika kita tidak mengampuni dosa orang lain maka kita tidak diampuni. Bahkan salah satu penghiburan terbesar bagi orang percaya bahwa segala sesuatu mendatangkan kebaikan adalah ada syaratnya yaitu bagi mereka yang mengasihi Tuhan.
Anugerah yang melimpah bagi umat Tuhan ada yang disebut anugerah bersyarat antara lain syaratnya adalah : berharap kepada Tuhan, kasih kepada Tuhan, takut akan Tuhan, Menikmati Tuhan, dll.
Karena itu marilah kita tidak hanya mengingat bahwa anugerah itu tidak bersyarat dan menganggap murah. Marilah kita berjuang untuk anugerah yang bersyarat. Ketaatan kita akan memberikan hasil. Dan marilah kita mengejar anugerah Tuhan.


Read More......

Kamis, 16 Oktober 2008

Menikmati Tuhan

Menikmati Tuhan
Seri singkat teologi Kenikmatan
Jeffrey Lim

“Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” ( Maz 34:8 )

Kita mengerti bahwa mengecap adalah lidah kita merasakan rasanya sesuatu. Melihat adalah mata kita menangkap cahaya dari satu objek yang diamati. Semua ini adalah inderawi kita. Inderawi kita adalah indera untuk menangkap dunia eksternal ini. Inderawi kita adalah untuk merasakan dunia eksternal ini. Inderawi kita adalah untuk bersentuhan dengan realitas ini.

Namun satu hal yang menarik dikatakan bahwa kecap dan lihatlah betapa baiknya Tuhan itu. Disini alat untuk mengecap dan melihat pasti bukan sedekar jasmani. Namun alat untuk mengecap dan melihat adalah secara rohani. Ini berarti iman kita diperlukan supaya kita dapat mengecap kebaikan Tuhan dan melihat kebaikan Tuhan. Iman berkaitan dengan pengalaman. Iman berkaitan dengan melihat sesuatu yang tidak kita lihat dengan mata jasmani. Iman berkaitan dengan realitas rohani.
Di dalam ayat ini dikatakan bahwa kita diminta untuk mengecap dan melihat kebaikan Tuhan. Ini adalah perintah. Perintah untuk menikmati Tuhan. Marilah kita rasakan dan nikmati bahwa Tuhan itu baik adanya. Pemazmur mengatakan bahwa kasih setia Tuhan lebih baik daripada hidup. Tuhan adalah bagianku. Dan satu hal yang paling mengesankan adalah Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setianya. Kasih setia Tuhan atau biasa disebut dengan hesed adalah kasih Tuhan terhadap umat perjanjianNya. Tuhan adalah Tuhan perjanjian yang setia dengan umat perjanjianNya.
Tuhan itu baik. Tuhan itu setia. Tuhan itu kasih. Tuhan itu bijaksana. Kita harus menikmati semuanya ini. Kita harus menikmati anugerah Tuhan.
Marilah kita dengan iman dan inderawi kita menikmati anugerah Tuhan !


Read More......

Kasih mengalahkan ketakutan

Renungan dari kitab 1 Yohanes

Kasih mengalahkan ketakutan
JeffreyLim

“Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan.” ( 1 Yoh 4:18 )

Surat 1 Yohanes ini ditulis oleh murid Tuhan Yesus yang paling dikasihi Tuhan. Yohanes adalah murid spesial dan yang paling dekat dengan Tuhan Yesus. Dia melihat bagaimana wujud kasih Allah itu yaitu dalam diri Yesus yang dia kasihi. Di dalam diri Yesus, kita melihat adanya kasih Allah. Ketika melihat banyak orang yang letih lesu dan berbeban berat, hati Yesus tergerak dengan belas kasihan. Ketika melihat orang menderita sakit penyakit, Yesus menyembuhkan penyakitnya. Ketika melihat Zakheus orang berdosa yang rindu melihat Yesus, Yesus datang kedalam rumahnya dan juga masuk ke dalam pintu hatinya. Ketika melihat wanita yang berzinah dan hendak dihukum, Yesus mengampuni dosanya. Bahkan Yesus menangisi Yerusalem dan ingin menyatukan mereka seperti induk ayam yang hendak menaungi anak-anaknya. Di dalam Yesus Kristus, kasih Allah dinyatakan kepada manusia.

Yohanes juga hanya seorang rasul yang menyaksikan penangkapan Yesus sampai penyaliban Yesus. Dia seorang yang menyaksikan betapa Yesus menderita. Ketika Yesus dianiaya, Yohanes melihat kasih yang dinyatakan dalam diri Yesus yaitu Yesus berdoa kepada Bapa supaya mengampuni dosa mereka. Ketika sedang susah di kayu salib, Yesus masih memperhatikan orang tuanya. Dan juga ketika sedang menderita yang sangat amat, Yesus masih sempat menginjili. Oh betapa besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya barang siapa yang percaya padaNya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Maka ketika Yohanes merenungkan kasih Allah, dia menulis surat 1 Yohanes ini. Di dalam 1 Yohanes ini, Yohanes mengajarkan kita supaya kita mengasihi Allah dan sesama. Perintah mengasihi ini memang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kasih kepada Allah dan sesama merupakan kegenapan hukum Taurat. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa dalam hidup ini kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, segenap kekuatan dan juga mengasihi sesama manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kembali Yohanes menekankan pengajaran kasih ini terutama setelah dia merenungkan semua hidup yang dia alami bersama Tuhan Yesus. Sebab Yohanes benar-benar merasakan kasih Allah yang nyata.
Karena tergerak oleh kasih Allah, Yohanes mengajarkan perintah baru supaya kita mengasihi Allah dan saudara seiman kita. Pada bagian ini dikatakan bahwa di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Timbul pertanyaan : Mengapa kita takut ? Mengapa manusia takut di dalam hubungan dengan Allah ? Dan juga mengapa manusia takut di dalam hubungan dengan sesama ? Dari mana takut itu berasal ?
Mari kita melihat kisah di kitab Kejadian yang menceritakan mengenai asal mulanya manusia merasakan takut. Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah. Manusia dimahkotai kemuliaan dan hormat sebagai gambar dan rupa Allah. Manusia adalah mahluk yang mulia. Kemudian Allah memberikan perintah kepada manusia untuk beranak-cucu dan kuasai bumi. Di dalam Mazmur 8 dikatakan bahwa siapakah manusia ini sehingga Tuhan mengindahkannya ? tetapi Tuhan telah membuat manusia berkuasa atas buatan tangan Tuhan. Segala-galanya diletakkan di bawah kakinya: kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan.
Kemudian Tuhan memberikan perintah kepada manusia pertama yaitu Adam dan Hawa bahwa mereka boleh memakan buah dari semua pohon di Taman Eden kecuali buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Pada mulanya hidup Adam dan Hawadi dalam kasih dan damai sejahtera. Mereka hidup di dalam hubungan intim dengan Allah. Dan Mereka juga saling hidup dalam hubungan yang intim. Mereka saling mengasihi, saling percaya, saling memberi. Namun karena manusia melanggar Firman Tuhan dengan memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat maka manusia jatuh dalam dosa. Kemudian Alkitab mencatat bahwa manusia menjadi takut dengan Allah sebab takut oleh penghukuman Allah. Lebih jauh diterangkan bahwa Adam dan Hawa saling menuduh dan mereka menjadi konfik satu sama lain. Dosa inilah yang mengakibatkan manusia takut, merasa bersalah , dan tidak aman di dalam jiwa mereka.
Psikologi mengajarkan bahwa di dalam jiwa manusia ada rasa takut, merasa bersalah dan tidak aman. Manusia menjadi tidak aman dengan sesamanya dan mereka membuat mekanisme pertahanan. Manusia menjadi takut di dalam jiwanya dan berjaga-jaga supaya tidak melukai namun kemudian manusia saling melukai. Manusia saling tidak percaya satu sama lain. Kita melihat didalam dunia ini dimana terdapat konflik keluarga, konflik saudara-saudari, peperangan, saling membunuh, saling menghianati, saling tidak percaya, dan semua ketidak harmonisan di dalam hubungan manusia. Para sosiologi dan antropologi melihat kenyataan semua ini di dalam sejarah manusia.
Psikologi juga mengajarkan bahwa pada dasarnya kebutuhan manusia adalah untuk dikasihi dan mengasihi. Namun kita tahu dari Alkitab bahwa manusia sudah kehilangan kemampuan ini. Banyak buku-buku yang ditulis bagaimana untuk mengisi kebutuhan akan kasih ini. Banyak buku yang tulis bagaimana bisa bergaul dengan sesama, bagaimana bisa mempengaruhi orang lain, bagaimana bisa memperoleh banyak teman, bagaimana mengatasi minder, bagaimana bisa menjadi seorang yang sosial, bagaimana bisa menjadi seorang yang bergembira di dalam hidup, bagaimana bisa harmonis di dalam keluarga, bagaimana adanya saling mengasihi di dalam hubungan suami istri. Pada dasarnya manusia memang mengakui kebutuhan akan hal ini. Tapi mereka tidak mendapatkannya. Rasa tidak aman, tidak percaya, takut, merasa bersalah menghantui umat manusia.
Tapi puji syukur kepada Tuhan ! Alkitab mengatakan “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan ditengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus AnakNya yang tunggal ke dalam dunia supaya kita hidup olehNya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” ( 1 Yohanes 4:9-10 )
Problema manusia dalam hal kebutuhan akan kasih ada penyelesaiannya di dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus datang ke dalam dunia ini untuk mendamaikan kita dengan Allah. Dia datang ke dalam dunia ini untuk menyatakan kasih Allah. Dia datang memberikan dirinya sebagai korban tebusan. Kristus Yesus datang untuk mati di kayu salib untuk menggantikan dosa kita. Kita yang berdosa seharusnya dihukum oleh murka Allah untuk mati selama-lamanya di neraka, tetapi Tuhan Yesus datang menggantikan hukuman kita dan Alkitab berkata barangsiapa percaya kepada Tuhan Yesus Kristus maka dia akan diselamatkan. Kristus datang untuk mendamaiankan kita dengan Allah. Maka ketika kita menerima Dia sebagai Tuhan dan juruselamat, menyerahkan beban dosa kita kepada Tuhan dan menerima pengampunan Tuhan maka kita beroleh hidup yang kekal. Hidup kita menjadi damai dengan Allah. Alkitab berkata bahwa tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus ( Roma 8:1 ). Maka hati kita mengalami damai sejahtera karena Tuhan tidak menghukum kita sebab Dia sudah mengampuni dosa kita. Bahkan daripada itu Alkitab mengatakan bahwa kita mempunyai hidup baru. Barangsiapa yang ada di dalam Kristus, dia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu tetapi sesungguhnya yang baru sudah datang. ( 2 Kor 5:17 ). Alkitab berkata setiap orang yang menerimaNya ( Kristus ) diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Maka sekarang kita menjadi anak Allah yang diadopsi oleh Tuhan. Ini adalah hidup baru, status baru, identitas baru.
Di dalam Kristus kita dilepaskan jiwa yang takut dihukum dosa, perasaan bersalah karena dosa, perasaan tidak aman karena tidak diterima/ditolak. Di dalam Kristus jiwa kita menjadi aman karena jiwa kita kembali kepada pemelihara jiwa. Lebih dari itu Allah bukan saja mendamaikan kita dengan diriNya tetapi juga mendamaikan diri kita dengan sesama kita saudara seiman.
Di dalam Kristus kita bisa saling mengasihi satu sama lain dan saling memperhatikan. Di dalam Kristus ada kasih. Dan di dalam Kristus kita bisa mengasihi dan dikasihi. Memang mungkin pada mulanya kita mengalami ketakutan karena untuk dikasihi, kita harus membuka diri kita ini; membuka luka-luka jiwa kita. Ini resiko untuk ditolak dan disakiti kembali. Tetapi syukur bahwa Allah memberikan kepada kita kasihNya sehingga ketika kita hendak mengasihi dan dikasihi kita tidak takut lagi. Mengapa ? Sebab kita sudah dikasihi Allah dan merasa aman di dalam kasih Allah. Kita tidak takut lagi ditolak oleh manusia, disakiti oleh manusia, dilukai oleh manusia sebab jiwa kita damai di dalam Tuhan, aman di dalam Tuhan, dikasihi oleh Tuhan. Lebih dari itu oleh kasih dan kekuatan Tuhan kita bisa mengasihi orang dengan tidak takut. Tidak takut karena motivasi kita sungguh sungguh tulus dan tidak mengharapkan balasan bahkan siap menerima resiko untuk mengasihi, resiko untuk ditolak dan tidak dikasihi. Bila kita tidak sungguh-sungguh dan punya motivasi tertentu atau bila kita mengharapkan kita dikasihi orang sebagai balasannya maka kita bisa menjadi takut. Namun karena kasih Kristus yang tulus yang mengalir di dalam diri kita, kita bisa mengasihi sesama kita dengan kasih dari Allah sendiri.
Kasih Kristus mengalahkan ketakutan. Kita jadi berani untuk mengasihi. Karena kasih Kristus maka hubungan kita diperdamaikan dengan sesama saudara kita. Sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun ( Mazmur 133:1 ).
Di dalam kasih Kristus, kita anak-anak Tuhan saling mengasihi, saling memberi, saling memperhatikan, saling memberi hormat. Marilah kita mengasihi dengan tidak takut. Alkitab berkata :“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingannya orang lain”

Read More......